Sabtu, 04 Juni 2011

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBUAH RINGKASAN


DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBUAH RINGKASAN

1.   Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Teknologi pendidikan adalah teori yang berkenaan dengan cara  masalah-masalah belajar manusia diidentifikasi dan dipecahkan.
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang mencakup penerapan proses yang kompleks dan terpadu dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah belajar manusia.
Teknologi pendidikan merupakan profesi dalam bentuk usaha yang terorganisasikan untuk menerapkan teori, teknik intelektual dan penerapan praktis teknologi pendidikan.
2.      teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan “ teknologi dalam pendidikan”. Teknologi dalam pendidikan adalah penerapan teknologi terhadap sembarang proses yang berkenaan dengan bekerjanya lembaga yang bergerak dalam usaha pendidikan.
3.      teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan “teknologi instruksional”
teknologi instruksional adalah teknologi pendidikan berdasar atas konsep bahwa pembelajaran adalah bagian dari pendidikan.
4.      definisi teknologi pendidikan tersebut bisa membentuk teori.
5.      teknologi pendidikan memiliki teknik intelektual yang unik-sebuah pendekatan pemecahan masalah.
6.      teknologi pendidikan mempunyai aplikasi-aplikasi praktis.
7.      teknologi pendidikan memiliki petunjuk untuk latihan dan pemberian sertifikat.
8.      teknologi pendidikan memiliki kemungkinan untuk pengembangan dan melaksanakan kepemimpinan.
9.      teknologi pendidikan memiliki asosiasi (perkumpulan) dan komunikasi professional.
10.  teknologi pendidikan mengaku dirinya sebagai profesi melalui asosiasi profesi dan aktivitas yang dilakukannya.
11.  teknologi pendidikan beroperasi dalam konteks masyarakat yang lebih luas, membantu profesi yang berkenaan dengan penggunaan dan penerapan teknologi.
12.  teknologi pendidikan bergerak dalam keseluruhan bidang pendidikan.
13.  teknologi pendidikan adalah teori tentang bagaimana masalah-masalah belajar manusia diidentifikasi dan dipecahkan.
14.  orang dikatakan menjadi anggota yang bergerak jika mereka melakukan kegiatan yang tercakup dalam ruang lingkup kawasan teknologi pendidikan.
15.  orang dikatakan menjadi anggota profesi teknologi pendidikan jika mereka telah memenuhi criteria yang ditentukan oleh profesi ini, yaitu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melaksanakan satu atau lebih fungsi kawasan teknologi pembelajaran.
16.  konsep teknologi instruksional atau pendidikan bersifat integrative.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
 KONSTRUK TEORITIK, BIDANG, PROFESI

Tiga persfektif teknologi pendidikan:
·              Kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai sebuah konstruk teoritik, sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi.
·              Kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai suatu bidang garapan, aplikasi ide dan prinsip teoritik untuk memecahkan masalah konkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.
·              Kita dapat memendang teknologi pendidikan sebagai suatu profesi suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan, memenuhi criteria tertentu, dan bergabung untuk membentuk baguian tertentu dari bidang tersebut.





PERKEMBANGAN TEORI-PERSPEKTIF HISTORIK

Teknologi pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu bidang study yang baru. Saettler (1968) menelusuri filosofi teknologi pendidikan dan menganggap landasan itu telah ada pada zaman keemasan yunani , yang dilakukan oleh sufi. Meskipun mata rantai perkembangan itu secara histories dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan bukti bahwa teknologi pendidikan merupakan badan garapan yang sudah mapan dan patut dihargai, namun secara operasional hal itu tidak serasi. (wallington, 1974, hal. 15).
Menurut Fiin, dengan memakai tahun 1920-an sebagai awal teknologi pendidikan. Pembahasan diawali dengan adanya gerakan serta definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan, yaitu pengajaran visual.

A.  Dari pembelajaran visual ke pembelajaran audio-visual
Diinjau dari segi teknis, yang dimaksud dengan pembelajaran audio-visual menunjuk pada beberapa macam perangkat keras yang dipakai guru untuk menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga. Perbedaan utama antara pembelajaran audio-visual dengan teknik instruksional lainnya sekedar terletak pada masalah penekanan.
Pembelajaran audio-visual memberikan tekanan pada pengalaman konkrit atau non verbal dalam proses belajar. Sedangkan teknik instruksional lainnya pada pengalaman verbal dan simbolis. Kita tidak boleh menganggap pembelajaran audio-visual sebagai metode pengajaran, bahan audio-visual hanya berguna apabila dipakai sebagai bagian integral dari proses instruksional.



B.   Dari pembelajaran audio-visual ke teori komunikasi
Pendekatan yang lebih bermanfaat untuk memehami dan meningkatkan efisiensi dalam bidang audio-visual tampaknya terletak pada teori komunikasi (Hoban 1956, hal.9).
Orientasi teknologi pendidikan pada komunikasi, mengubah kerangka teori bidang itu, perhatian tidak lagi dipusatkan pada “benda-benda” dalam bidang itu, melainkan pada seluruh proses komunikasi informasi mulai dari sumber (baik guru maupun bahan) sampai kepenerima atau sasaran (si-belajar).

C.  Dari pembelajaran audio-visual ke konsep system awal
Konsep sistem dalam teknologi pendidikan menganggap system sebagai produk, tetapi bukan sebagai yang terpisah seperti pada konsepsi bahan audio-visual, melainkan sebagai produk yang lengkap, tersusun dan terintegrasi sebagian rupa hingga memungkinkan terjadinya pembelajaran secara lengkap.
Konsep system awal yang berorientasi pada produk ini paling jelas tampak pada paham yang memadukan pengajaran individual dan massal, dengan pengajaran yang konvensional dalam suatu system instruksional yang menggunakan konsep “kontak hitam”.

PERLUASAN TEORI-KERANGKA TEORITIK MASA KINI

A.  Asumsi dasar dan konsep
Asumsi yang merupakan landasan definisi teknologi pendidikan adalah sebagai berikut:
·        Masyarakat modern ditandai dengan tingkat teknologi tinggi yang rumit
·        Kebudayaan teknologi adalah kebudayaan yang mencari pemecahan teknologis atas masalah-masalahnya
·        Teknologi pembelajaran baru telah dikembangkan melalui riset dasar dan praktek lapangan
·        Teknologi pendidikan baru, dipandang mampu memenuhi syarat untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang berhubungan dengan pembelajaran, organisasi, dan adminisrasi disekolah
·        Penerapan teknologi baru tersebut akan membawa perubahan besar yang berpengaruh terhadap administrasi

B.   Definisi konseptual teknologi pendidikan
Definisi pendidikan adalah proses kompleks dan terpadu yang mencakup orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar manusia.
Komponen system insruksional untuk teknologi instruksional yaitu sumber-sumber belajar yang disusun terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan dikombinasikan menjadi system instruksional yang lengkap, untuk mewujudkan terlaksananya proses belajar yang bertujuan dan terkontrol.
Fungsi pengembangan pendidikan instruksional menyangkut soal analisis masalah dan mencari upaya pemecahannya, mengimplementasikan, dan mengevaluasi sumber belajar/komponen sistem instruksional sebagai upaya untuk memecahkan masalah tersebut.

C.  Teknologi dalam pendidikan
Teknologi pendidikan hanya menitikberatkan pada proses yang dilaksanakan unuk membuat desain dan/atau memenfaatkan segala sumber belajar untuk memberikan kemudahan belajar manusia.
Pada umunya, konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional digunakan secara bergantian sebagai istilah yang mempunyai makna sama. Teknologi instruksional merupakan sumber teknologi pendidikan.

TEKNIK INTELEKTUAL-KOMBINASI TEKNOLOGI DAN EFEK SINERGISTIK DARI APLIKASI YANG SISTEMATIK

A.  Teknik intelekual teknologi pendidikan
Teknik intelektual yang menjelaskan bagaimana teknologi pendidikan berupaya unuk menghadapi tantangan (permasalahan). Teknik ini mencakup integrasi secara sisematik setiap teknologi dari fungsi-fungsi tersebut dan mencakup pula hubungannya satu sama lain sehingga menjadi proses yang kompleks lagi terpadu.
Masing-masing fungsi teknologi pendidikan mempunyai teknik intelektual yang berhubungan dengan fungsi tersebut. Teknik intelektual teknologi pendidikan lebih daripada sekedar jumlah dari bagian ini. Teknik tersebut merupakan integrasi sistematis masing-masing teknologi dari fungsi dan saling hubungannya sehingga melahirkan proses yang kompleks lagi terpadu untuk menganalisis keseluruhan masalah dan menciptakan keseluruhan pemecahannya.
 Teknik intelektual melahirkan efek sinergistik dan menghasilkan sesuatu yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya berdasar atas beroperasinya masing-masing unsur secara sendiri-sendiri terlepas satu sama lain. Kekhasan teknik ini menunjukkan keunikan teknologi pendidikan. 
APLIKASI PRAKTIS-SUMBER DAN FUNGSI, PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI, PENGARUH DALAM PROSES PENDIDIKAN

A.  Pengaruh pada struktur organisasi
Teknologi pendidikan mempunyai dampak penting terhadap struktur organisasi lembaga yang menerapkannya. Dampak ini akan terasa pada tiga hal, yaitu: keputusan, menciptakan pola inteksional baru, dan memungkinkan adanya bentuk alternative lembaga pendidikan.
·        Tingkat pengambilan keputusan
Apabila teknologi pendidikan hanya dianggap sebagai alat bantu “audio-visual”, maka dampaknya akan terasa pada tingkat pengambilan keputusan intruksional yang rendah.
Pengaruh teknologi pendidikan tidak hanya pada tingkat pengambilan keputusan yang paling bawah, atau pada tingkat pelaksanaan dikelas, melainkan pula pada tingkat diatasnya dan bahkan ditingkat yang tertinggi, yaitu tingkat perencanaan dan penentuan kurikulum.
·        Jenis pola instruksional
Teknologi pendidikan disamping mempunyai dampak pada pengambilan keputusan , juga memungkinkan adanya empat pola instruksional yang berbeda, yaitu:
1.      sumber belajar insani/omponen system instruksional saja
2.      sumber belajar/komponen system instruksional berupa bahan, alat, teknik dan latar yang berfungsi melalui sumber belajar/komponen sistem instruksional insani terhadap si-belajar
3.      sumber belajar/komponen system instruksional berupa bahan, alat, teknik dan latar yang dipadukan dalam produk atau sistem insruksional dalam bentuk pembelajaran bermedia yang berinteraksi dengan si-belajar dalam Susana tanggung jawab bersama dengan sumber belajar/komponen system instuksional insani.
·        Jenis alternative lembaga kependidikan
Paling sedikit ada lima macam alternative yang tersedia untuk memberikan kemudahan dalam belajar, diantaranya:
1.      sistem sekolah yang ada sekarang
2.      program belajar jarak jauh
3.      program inovatif kelas terbuka
4.      sekolah bebas
5.      jaringan belajar

B.   Pengaruh terhadap pengambilan keputusan pendidikan
Menurut pengamatan Heinich (1970) aplikasi teknologi pendidikan secara langsung berpengaruh terhadap keputusan yang diambil mengenai proses khusus pendidikan.
Aplikasi itu membawa dampak pada siapa yang memutuskan isi yang diajarkan, pemilihan isi serta ingkat standar, kuantitas dan kualitas sumber yang disediakan, siapa yang merancang sumber belajar dan bagaimana caranya, serta siapa dan bagaimana memproduksi sumber belajar itu, mengevaluasi pembelajaran, berinteraksi dengan si-belajar, siapa dan bagaimana menilai perbuatan si-belajar.

SERTIFIKASI DAN LATIHAN

A.  Sertifikasi
Bidang teknologi pendidikan mempunyai konsep yang begitu luas untuk hanya berpedoman pada satu perangkat standar spesifikasi yang berlaku bagi semua plaksana atau pada satu program latihan bagi para pelaksana tersebut. AECT sebagai suatu perkumpulan yang paling langsung berurusan dengan penerapan teknologi pada pendidikan dan pembelajaran telah melaksanakan langkah pertamanya dalam sertifikasi dengan jalan mengidentifikasi dan menyusun tiga kawasan spesialisasi yang perlu bagi sertifikasi dan latihan. Ketiga kawasan tersebut pertama kali diidentifikasi oleh Heinich (1973) dalam pidato kepresidenannya pada rapat tahun AECT.
1.      Desain kurikuler dan instruksional
2.      Desain produk Instruksional
3.      Pelayanan media

B.   Pelaksanaan sertifikasi dan akreditasi
Pemberian sertifikasi dan skreditasi kemungkinan dapat dilakukan oleh suatu profesi-langsung lewat suatu asosiasi profesi, atau melalui suatu organisasi yang dibentuk oleh profesi.

ASOSIASI PROFESIONAL

Suatu ciri pokok dari profesi adalah adanya asosiasi profesi beserta segala kegiatannya. Hingga saat ini paling tidak ada satu organisasi profesi yang secara langsung berurusan dengan teknologi pendidikan, yaitu asosiasi komunikasi dan teknologi pendidikan (AECT).
Kecuali mempermudah komunikasi antar anggotanya lewat publikasi-publikasi dan pertemuan-pertemuan, organisasi ini juga bertindak sebagai badan pengembangan dan pelaksanaan suatu kode etik bagi para lembaga dalam teknologi pendidikan dan praktek yang berkaitan dengannya., pedoman latihan dan sertifikasi bagi pelaksana dibidang teknologi pendidikan , kegiatan-kegiatan kepemimpinan dalam bidang teknologi pendidikan maupun bagi para anggotanya, komunikasi dan interaksi dengan perkumpulan dan organisasi lain yang berkaitan dengan penerapan teknologi pendidikan dan pembelajaran.


KONTEKS KEMASYARAKATAN-PROFESI MEMIHAK, KEMANUSIAAN, HUBUNGAN DENGAN PROFESI-PROFESI LAIN

A.  Masyarakat sebagai suatu keseluruhan
Profesi memihak teknologi pendidikan ialah alat untuk mencapai tujuan –tujuannya untuk memudahkan belajar manusia. Professional memihak haruslah mengemukakan pertanyaan tentang bagaimana sumber-sumber yang diadakan atau digunakan mempengaruhi keseluruhan masyarakat.

B.   Hubungan teknologi pendidikan dengan profesi-profesi lain
Ada empat macam hubungan pengambilan keputusan antara teknologi pendidikan dengan profesi lain:
·        Teknologi pendidikan bekerja dengan berperanan sebagai subordinasi terhadap profesi-profesi lain dengan diberi wewenang atau tanggung jawab pengambilan keputusan instruksional yang sempit sekali.
·        Teknologi pendidikan dalam hal pengambilan keputusan berda diatas profesi-profesi lain dan mengemban peranan yang menentukan dalam pengambilan keputusan instruksional.
·        Teknologi pendidikan beserta tujuan dan alat-alatnya secara bertahap diadopsi dan menjadi tujuan-tujuan dan alat-alat profesi lainnya. Jadi meniadakan persoalan siapa yang harus membuat dan mengambil keputusan.
·        Teknologi pendidikan berperan serta dan bersama-sama profesi lain membuat dan mengambil keputusan, menetapkan bersama-sama mana yang akan membuat keputusan terakhir dengan mengingat dan memperhatikan tuntunan spesifik dari kondisi lembaga yang bersangkutan.



TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI TEORI, BIDANG, DAN PROFESI SEBUAH PENILAIAN

A.  Teknologi pendidikan sebagai teori
Tolak ukur yang harus dipenuhi oleh suau teori:
·        Adanya suatu gejala
·        Penjelasan
·        Perangkuman
·        Orienasi
·        Sistematisasi
·        Identifikasi kesenjangan
·        Prediksi
·        Satu atau sersangkaian prinsip
Karena batasan yang dikemukakan disini memenuhi semua dari sembilan tolak ukur yang dituntut bagi suatu teori, teknologi pendidikan sebagaimana yang telah didefinisikan adalah sebuah teori mengenai bagaimana masalah yang muncul dalam kegiatan belajar manusia diidentifikasi dan dipecahkan.

B.   Teknologi pendidikan sebagai bidang
Teknologi pendidikan mempunyai penerapan-penerapan praktis, adanya sumber belajar dan penampilan fungsi pengembangan manajemen pendidikan/pengajaran. Karena batasan yang telah dikemukakan disini memenuhi tuntunan tolak ukur yang dipersyaratkan bagi munculnya suatu bidang. Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang terlibat dalam penggunaan proses terpadu dan kompleks guna menganalisis dan memecahkan masalah yang muncul dalam kegiatan belajar manusia.


C.  Teknologi pendidikan sebagai suatu profesi
Karena batasan tersebut memenuhi tolak ukur sebagai teori dan penelitian, batasan tersebut juga memenuhi tolak ukur pertama bagi penerapan suatu profesi. Selanjutnya, untuk dapat diakui sebagai suatu profesi, batasan tersebut harus pula memenuhi tujuh tolak ukur yang lain, diantaranya:
·        Latihan dan sertifikasi
·        Standar dan etik
·        Kepemimpinan
·        Asosiasi dan komunikasi
·        Pengakuan sebagai suatu profesi
·        Profesi memihak
·        Hubungan dengan profesi lain
Karena batasan yang disajikan memenuhi semua tolak ukur yang dipersyaratkan bagi pengakuan dan penerimaan suatu profesi, teknologi pendidikan sebagai dibataskan disini adalah suatu profesi, yang terbentuk dari suatu usaha yang direncanakan dan tersusun sistematis guna pelaksanaan teori, teknik intelektual dan penerapan praktis teknologi pendidikan.












DEFENISI BIDANG TAHUN 1994

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar.

Ø      Hakekat definisi
Israel Scheffler (1960) membedakan defenisi umum dengan defenisi ilmiah. Menurut pendapatnya defenisi ilmiah mempunyai landasan teknis dan teoritis serta memerlukan pengetahuan khusus untuk memahaminya. Defenisi ini merupakan hasil penelitian. Sedangkan defenisi umum dapat dimengerti baik oleh umum maupun kaum profesi, defenisi umum menjelaskan bagaimana suatu istilah dimengerti dalam penggunaannya. Menurut scheffler, ada tiga jenis defenisi umum yaitu yang bersifat sifulatif (kesepakatan), bersifat deskriftif, dan yang bersifat programatik.
Asumsi dasar penyusunan defenisi tahun 1994 adalah sebagai berikut:
  • Defenisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta menekankan teknologi pembelajaran sebagai suatu ‘bidang study’ maupun praktek. Sedangkan defenisi tahun 1997 lebih memberikan penekenan kepada peran yang praktisi.

Ø      Teknologi pendidikan atau pembelajaran
Defenisi yang ditetapkan oleh AECT tahun 1977 membedakan “Teknologi Pembelajaran” dan “Teknologi Pendidikan” tergantung pada lingkup masing-masing istilah. Pada tahun 1977, istilah teknologi pendidikan digunakan untuk menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang menyangkut segala aspek pemecahan permasalahan belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan.


Ø      Orientasi defenisi
Joel Mokyr, seorang ahli ekonomi dari Norhwestem University berpendapat bahwa kebhinekaan merupakan kunci kelangsungan kreativitas teknologi dan kebudayan (Mokyr, 1990). Amold Toynbee, seorang ahli sejarah dari inggris berpendapat manakala peradaban masyarakat yang lebih dinamis dan kreatif bertemu atau bergeseran dengan yang lebih statis, maka yang lebih dinamislah yang akan menang.

Hubungan antara ilmu dan teknologi. Sattler (1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang berpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan dengan mesin dan peralatan. Demikian pula Heinich, Molenda dan Russell (1993), mendefenisikan teknologi pembelajaran sebagai penerapan pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis dalam belajar dan mengajar.
Teknologi pembelajaran seringkali didefenisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar, ini merupakan suatu pandangan yang mengasumsikan bahwa ilmu dan teknologi tidak terpisahkan.
Seorang sejarawan prancis, Ferdinand Braudel, setelah mengamati kehidupan sehari-hari pada abad ke-15 dan ke-18, berpendapat bahwa:
Sebenarnya segala sesuatu adalah teknologi, bukan hanya usaha manusia yang paling memeras keringat saja, melainkan juga usahanya yang membosankan dan dilakukan dengan penuh kesabaran agar dikenal orang didunia luar, bukan hanya perubahan cepat yang kita maksud dengan revolusi melainkan juga peningkatan proses dan sarana (tools).

Braudel mengingatkan bahwa teknologi bukannya sekedar aplikasi ilmu pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya.
Konsep Sistematik. Menurut Everett Rogers, pengertian sistematik secara tidak langsung telah tersirat dalam defenisi teknologi menurut Rogers, teknologi adalah suatu rancangan langkah instrumental untuk memperkecil keraguan melalui hubungan sebab akibat dalam mencapai hasil yang diharapkan.

Struktur defenisi. Defenisi 1994 mengenal baik tradisi bidang yang berlaku sekrang maupun kecendrungannya untuk masa depan. Pada tahun 1970an peristilahan dalam bidang ini berakar melalui berbagai jenis media yang berbeda seperti pembelajaran dengan bantuan computer dan pembelajaran lewat televise, serta dalam kegiatan mengajar seperti belajar mandiri dan simulasi. Sebaliknya pustaka tentang bidang yang ada pada saat ini tidak hanya mencakup unsur media melainkan juga variable dan strategi yang lebih menekankan pada teknik dan teori pada pengelompokan media.

Ø      Teori dan praktek
Suatu profesi harus mempunyai landasan pengetahuan yang menunjang praktek. Tiap kawasan teknologi pembelajaran mengandung kerangka pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalaman.

Ø      Desain pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian
Peristilahan ini berhubungan dengan daerah basis pengetahuan maupun tugas yang dilakukan para insane profesi dalam bidang. Kesemuanya merupakan lima kawasan dasar teknologi pembelajaran.

Ø      Proses dan sumber
Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu. Sedangkan sumber ialah asal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan.

Ø      Untuk belajar
Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memacu (merangasng) dan memicu (menumbuhkan) belajar.

Ø      Defenisi teknologi pembelajaran
§         Defenisi AECT 1963. digunakan sebagai kerangka pengembangan masa depan dan dapat mendorong peningkatan pembelajaran.
§         Defenisi komisi teknologi pembelajaran 1970. secara umum teknologi pembelajaran berarti media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran disamping guru, buku, dan papan tulis.
§         Defenisi sumber tahun 1970. teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen system pembelajaran serta pengelolaan usaha pengembangan secara sistematik dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar (Silber, 1970:21).
§         Defenisi MacKenzie dan Eraut 1971. Teknologi pendidikan merupakan study sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai (seperti yang dikutif oleh Ely, 1973:52).
§         Defenisi AECT 1977. teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia (AECT, 1971: 1).

KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

A.  Kawasan Teknologi Pembelajaran
      1. Kawasan Desain                                                
§         Desain system pembelajaran
§         Desain pesan
§         Strategi pembelajaran
§         Karakteristik pebelajar
      2. Kawasan Pengembangan
§         Teknologi cetak
§         Teknologi audiovisual
§         Teknologi berbasis computer
§         Teknologi terpadu
      3. Kawasan Pemanfaatan
§         Pemanfaatan media
§         Difusi inovasi
§         Implementasi dan institusional
§         Kebijakan dan regulasi
      4. Kawasan Penilaian
§         Analisis masalah
§         Pengukuran acuan patokan
§         Evaluasi formatif
§         Evaluasi sumatif
      5. Kawasan Pengelolaan
§         Manajemen proyek
§         Manajemen sumber
§         Manajemen system penyampaian
§         Manajemen informal

SUMBER-SUMBER YANG MEMPENGARUHI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

A.  Perkembangan histories teknologi pembelajaran
Indikator pertama keberadaan bidang teknologi pembelajaran adalah munculnya pembelajaran visual, dan kemudian pembelajaran audiovisual, sebagai sebuah konsep.
Saat ini, bidang teknologi pembelajaran menghadapi berbagai kemungkinan pembelajaran dengan hadirnya computer sebagai medium belajar mengajar, sekaligus dapat digunakan sebagai alat pembelajaran.

B.   Pengaruh penelitian dan teori
Teknologi pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang kajian, akar teori ini akan ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk:
§         Psikologi
§         Rekayasa
§         Komunikasi
§         Ilmu computer
§         Bisnis
§         Pendidikan secara umum

C.  Pengaruh teknologi
Teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang, tidak dapat terlepas dari pengaruh dan kemajuan teknologi. Hal ini terjadi meskipun ada usaha terus-menerus untuk mendefenisikan bidang dalam pengertian proses dan bukannya dalam perangkat keras. Teknologi telah banyak mempengaruhi pertumbuhan teknologi pembelajaran (Seels, 1989).
Pegaruh teknologi telah dijelaskan dengan jalan membedakan antara pengaruh teknologi (of technology) dan pengaruh dengan (penggunaan) teknologi (Salomon, 1992). Dikatomi ini dapat digunakan untuk menguji pengaruh umum teknologi pada bidang teknologi pembelajaran. Sewaktu mengekplorasi pengaruh teknologi orang dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan system penyampaian dan pengaruhnya terhadap pembelajaran dan belajar.
Teknologi, disamping mampu menyediakan berbagai kemungkinan tersedianya media pembelajaran yang lebih bervariasi, juga dapat mempengaruhi praktek dilapangan dengan digunakannya sarana berbasis computer untuk menunjang ugas perancangan itu sendiri (Gustafson dan Reeves, 1990).

PRAKTEK TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

A.  Elemen yang membentuk praktek teknologi pembelajaran
Meskipun praktek teknologi pembelajaran dibentuk oleh model-model serta landasan teori, namun tetap saja terdapat elemen-elemen yang lain yang dapat memudahkan atau mempersulit penggunaan model serta teori ditempat kerja. Elemen-elemen tersebut antara lain:
·        Jenis materi pembelajaran
·        Sifat suatu karakteristik pebelajar
·        Organisasi dimana pebelajar berlangsung
·        Kemampuan sarana yang tersedia
·        Keahlian para praktisi

B.   Konteks praktek teknologi pembelajaran
·        Lingkup praktek teknologi pembelajaran
·        Variasi praktek diberbagai empat bekerja

C.  Pekerjaan teknolog pembelajaran
Pekerjaan para teknolog pembelajaran biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan oleh suatu lingkungan kerja tertentu dengan menunjuk aturan dan pola jabatan dalam lembaga tersebut. Seels dan Glasgow (1990) menguraikan pangsa pasar kerja dengan membedakan dua peran, yaitu peneliti dan praktisi.

D.  Peran keahlian para prakisi
·        Pelatihan formal dan pelatihan ulang
·        Sertifikasi kompetensi professional
ETIKA PRAKTEK TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

A.  Penyusunan standar etik
Etika memberikan pengaruh kepada berbagai bidang yang beragam seperti pada politik, keuangan olahraga, penelitian akademik, dan manufaktur. Defenisi etika menurut kamus adalah suatu perangkat nilai moral, prinsip yang mengatur prilaku seseorang atau kelompok.

B.   Masalah etika profesi
Perubahan cepat karena teknologi menyebabkan perubahan norma etika. Sehingga diperlukan pengembangan dan penyebarluasan etika yang lebih baru sesuai dengan kemajuan teknologi. Teknologi barumenyebabkan masalah etika baru.

Pengaruh Praktek Terhadap Evolusi Teknologi Pembelajaran

Kajian JIMS disusun berdasarkan dua orientasi terpisah. Orientasi pertama yaitu analisis fungsional pekerjaan, dan model kawasan yang ada dalam teknologi pembelajaran. Salah satu kesimpulan yang diperoleh dari laporan JIMS adalah bahwa sebagian besar pekerjaan termasuk dalam bidang tugas pendamping profesi seperti pengoperasian peralatan.

IMPLIKASI DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

A.  Definisi dan Peranannya Dalam Pertumbuhan Kawasan
Dalam pengertian ini terkandung bahwa teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang study tersendiri, suatu cabang pengetahuan yang terpisah. Meskipun sudah berfungsi sebagai suatu bidang study selama bertahun-tahun, bahkan telah merupakan suatu profesi. Definisi teknologi pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh dimensi kematangan karena memungkinkan pertumbuhan bidang study itu sendiri lebih lanjut.
Definisi tahun 1994 dan 1997 sama-sama menekankan bahwa teknologi pembelajaran merupakan proses desain dan pengembangan yang komprehensip dan digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran dan belajar.

B.   Definisi dan Peranannya Dalam Komunikasi
Shulman (1986:4), menyimpulkan bahwa kemampuan untuk berkomunikasi menentukan penenu utama keanggotaan bermasyarakat. Pada tahun 1953 James Finn mengemukakan bahwa dalam rangka pembentukan watak suatu profesi, maka komunikasi perlu difasilitasikan oleh assosiasi para professional.

C.  Definisi dan Peranannya Dalam Penyusunan Agenda
Agenda juga membantu pertumbuhan dan perubahan baik secara terulis maupun tak tertulis. Agenda tertulis digunakan dalam petunjuk legislative untuk pendanaan. Agenda tak tertulis, tetapi juga berpengaruh ampak dalam perubahan kurikulum dalam program universal.


makalah teknologi pembelajaran


DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBUAH RINGKASAN

1.   Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Teknologi pendidikan adalah teori yang berkenaan dengan cara  masalah-masalah belajar manusia diidentifikasi dan dipecahkan.
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang mencakup penerapan proses yang kompleks dan terpadu dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah belajar manusia.
Teknologi pendidikan merupakan profesi dalam bentuk usaha yang terorganisasikan untuk menerapkan teori, teknik intelektual dan penerapan praktis teknologi pendidikan.
2.      teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan “ teknologi dalam pendidikan”. Teknologi dalam pendidikan adalah penerapan teknologi terhadap sembarang proses yang berkenaan dengan bekerjanya lembaga yang bergerak dalam usaha pendidikan.
3.      teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan “teknologi instruksional”
teknologi instruksional adalah teknologi pendidikan berdasar atas konsep bahwa pembelajaran adalah bagian dari pendidikan.
4.      definisi teknologi pendidikan tersebut bisa membentuk teori.
5.      teknologi pendidikan memiliki teknik intelektual yang unik-sebuah pendekatan pemecahan masalah.
6.      teknologi pendidikan mempunyai aplikasi-aplikasi praktis.
7.      teknologi pendidikan memiliki petunjuk untuk latihan dan pemberian sertifikat.
8.      teknologi pendidikan memiliki kemungkinan untuk pengembangan dan melaksanakan kepemimpinan.
9.      teknologi pendidikan memiliki asosiasi (perkumpulan) dan komunikasi professional.
10.  teknologi pendidikan mengaku dirinya sebagai profesi melalui asosiasi profesi dan aktivitas yang dilakukannya.
11.  teknologi pendidikan beroperasi dalam konteks masyarakat yang lebih luas, membantu profesi yang berkenaan dengan penggunaan dan penerapan teknologi.
12.  teknologi pendidikan bergerak dalam keseluruhan bidang pendidikan.
13.  teknologi pendidikan adalah teori tentang bagaimana masalah-masalah belajar manusia diidentifikasi dan dipecahkan.
14.  orang dikatakan menjadi anggota yang bergerak jika mereka melakukan kegiatan yang tercakup dalam ruang lingkup kawasan teknologi pendidikan.
15.  orang dikatakan menjadi anggota profesi teknologi pendidikan jika mereka telah memenuhi criteria yang ditentukan oleh profesi ini, yaitu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melaksanakan satu atau lebih fungsi kawasan teknologi pembelajaran.
16.  konsep teknologi instruksional atau pendidikan bersifat integrative.

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
 KONSTRUK TEORITIK, BIDANG, PROFESI

Tiga persfektif teknologi pendidikan:
·              Kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai sebuah konstruk teoritik, sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi.
·              Kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai suatu bidang garapan, aplikasi ide dan prinsip teoritik untuk memecahkan masalah konkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.
·              Kita dapat memendang teknologi pendidikan sebagai suatu profesi suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan, memenuhi criteria tertentu, dan bergabung untuk membentuk baguian tertentu dari bidang tersebut.





PERKEMBANGAN TEORI-PERSPEKTIF HISTORIK

Teknologi pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu bidang study yang baru. Saettler (1968) menelusuri filosofi teknologi pendidikan dan menganggap landasan itu telah ada pada zaman keemasan yunani , yang dilakukan oleh sufi. Meskipun mata rantai perkembangan itu secara histories dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan bukti bahwa teknologi pendidikan merupakan badan garapan yang sudah mapan dan patut dihargai, namun secara operasional hal itu tidak serasi. (wallington, 1974, hal. 15).
Menurut Fiin, dengan memakai tahun 1920-an sebagai awal teknologi pendidikan. Pembahasan diawali dengan adanya gerakan serta definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan, yaitu pengajaran visual.

A.  Dari pembelajaran visual ke pembelajaran audio-visual
Diinjau dari segi teknis, yang dimaksud dengan pembelajaran audio-visual menunjuk pada beberapa macam perangkat keras yang dipakai guru untuk menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga. Perbedaan utama antara pembelajaran audio-visual dengan teknik instruksional lainnya sekedar terletak pada masalah penekanan.
Pembelajaran audio-visual memberikan tekanan pada pengalaman konkrit atau non verbal dalam proses belajar. Sedangkan teknik instruksional lainnya pada pengalaman verbal dan simbolis. Kita tidak boleh menganggap pembelajaran audio-visual sebagai metode pengajaran, bahan audio-visual hanya berguna apabila dipakai sebagai bagian integral dari proses instruksional.



B.   Dari pembelajaran audio-visual ke teori komunikasi
Pendekatan yang lebih bermanfaat untuk memehami dan meningkatkan efisiensi dalam bidang audio-visual tampaknya terletak pada teori komunikasi (Hoban 1956, hal.9).
Orientasi teknologi pendidikan pada komunikasi, mengubah kerangka teori bidang itu, perhatian tidak lagi dipusatkan pada “benda-benda” dalam bidang itu, melainkan pada seluruh proses komunikasi informasi mulai dari sumber (baik guru maupun bahan) sampai kepenerima atau sasaran (si-belajar).

C.  Dari pembelajaran audio-visual ke konsep system awal
Konsep sistem dalam teknologi pendidikan menganggap system sebagai produk, tetapi bukan sebagai yang terpisah seperti pada konsepsi bahan audio-visual, melainkan sebagai produk yang lengkap, tersusun dan terintegrasi sebagian rupa hingga memungkinkan terjadinya pembelajaran secara lengkap.
Konsep system awal yang berorientasi pada produk ini paling jelas tampak pada paham yang memadukan pengajaran individual dan massal, dengan pengajaran yang konvensional dalam suatu system instruksional yang menggunakan konsep “kontak hitam”.

PERLUASAN TEORI-KERANGKA TEORITIK MASA KINI

A.  Asumsi dasar dan konsep
Asumsi yang merupakan landasan definisi teknologi pendidikan adalah sebagai berikut:
·        Masyarakat modern ditandai dengan tingkat teknologi tinggi yang rumit
·        Kebudayaan teknologi adalah kebudayaan yang mencari pemecahan teknologis atas masalah-masalahnya
·        Teknologi pembelajaran baru telah dikembangkan melalui riset dasar dan praktek lapangan
·        Teknologi pendidikan baru, dipandang mampu memenuhi syarat untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang berhubungan dengan pembelajaran, organisasi, dan adminisrasi disekolah
·        Penerapan teknologi baru tersebut akan membawa perubahan besar yang berpengaruh terhadap administrasi

B.   Definisi konseptual teknologi pendidikan
Definisi pendidikan adalah proses kompleks dan terpadu yang mencakup orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar manusia.
Komponen system insruksional untuk teknologi instruksional yaitu sumber-sumber belajar yang disusun terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan dikombinasikan menjadi system instruksional yang lengkap, untuk mewujudkan terlaksananya proses belajar yang bertujuan dan terkontrol.
Fungsi pengembangan pendidikan instruksional menyangkut soal analisis masalah dan mencari upaya pemecahannya, mengimplementasikan, dan mengevaluasi sumber belajar/komponen sistem instruksional sebagai upaya untuk memecahkan masalah tersebut.

C.  Teknologi dalam pendidikan
Teknologi pendidikan hanya menitikberatkan pada proses yang dilaksanakan unuk membuat desain dan/atau memenfaatkan segala sumber belajar untuk memberikan kemudahan belajar manusia.
Pada umunya, konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional digunakan secara bergantian sebagai istilah yang mempunyai makna sama. Teknologi instruksional merupakan sumber teknologi pendidikan.

TEKNIK INTELEKTUAL-KOMBINASI TEKNOLOGI DAN EFEK SINERGISTIK DARI APLIKASI YANG SISTEMATIK

A.  Teknik intelekual teknologi pendidikan
Teknik intelektual yang menjelaskan bagaimana teknologi pendidikan berupaya unuk menghadapi tantangan (permasalahan). Teknik ini mencakup integrasi secara sisematik setiap teknologi dari fungsi-fungsi tersebut dan mencakup pula hubungannya satu sama lain sehingga menjadi proses yang kompleks lagi terpadu.
Masing-masing fungsi teknologi pendidikan mempunyai teknik intelektual yang berhubungan dengan fungsi tersebut. Teknik intelektual teknologi pendidikan lebih daripada sekedar jumlah dari bagian ini. Teknik tersebut merupakan integrasi sistematis masing-masing teknologi dari fungsi dan saling hubungannya sehingga melahirkan proses yang kompleks lagi terpadu untuk menganalisis keseluruhan masalah dan menciptakan keseluruhan pemecahannya.
 Teknik intelektual melahirkan efek sinergistik dan menghasilkan sesuatu yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya berdasar atas beroperasinya masing-masing unsur secara sendiri-sendiri terlepas satu sama lain. Kekhasan teknik ini menunjukkan keunikan teknologi pendidikan. 
APLIKASI PRAKTIS-SUMBER DAN FUNGSI, PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI, PENGARUH DALAM PROSES PENDIDIKAN

A.  Pengaruh pada struktur organisasi
Teknologi pendidikan mempunyai dampak penting terhadap struktur organisasi lembaga yang menerapkannya. Dampak ini akan terasa pada tiga hal, yaitu: keputusan, menciptakan pola inteksional baru, dan memungkinkan adanya bentuk alternative lembaga pendidikan.
·        Tingkat pengambilan keputusan
Apabila teknologi pendidikan hanya dianggap sebagai alat bantu “audio-visual”, maka dampaknya akan terasa pada tingkat pengambilan keputusan intruksional yang rendah.
Pengaruh teknologi pendidikan tidak hanya pada tingkat pengambilan keputusan yang paling bawah, atau pada tingkat pelaksanaan dikelas, melainkan pula pada tingkat diatasnya dan bahkan ditingkat yang tertinggi, yaitu tingkat perencanaan dan penentuan kurikulum.
·        Jenis pola instruksional
Teknologi pendidikan disamping mempunyai dampak pada pengambilan keputusan , juga memungkinkan adanya empat pola instruksional yang berbeda, yaitu:
1.      sumber belajar insani/omponen system instruksional saja
2.      sumber belajar/komponen system instruksional berupa bahan, alat, teknik dan latar yang berfungsi melalui sumber belajar/komponen sistem instruksional insani terhadap si-belajar
3.      sumber belajar/komponen system instruksional berupa bahan, alat, teknik dan latar yang dipadukan dalam produk atau sistem insruksional dalam bentuk pembelajaran bermedia yang berinteraksi dengan si-belajar dalam Susana tanggung jawab bersama dengan sumber belajar/komponen system instuksional insani.
·        Jenis alternative lembaga kependidikan
Paling sedikit ada lima macam alternative yang tersedia untuk memberikan kemudahan dalam belajar, diantaranya:
1.      sistem sekolah yang ada sekarang
2.      program belajar jarak jauh
3.      program inovatif kelas terbuka
4.      sekolah bebas
5.      jaringan belajar

B.   Pengaruh terhadap pengambilan keputusan pendidikan
Menurut pengamatan Heinich (1970) aplikasi teknologi pendidikan secara langsung berpengaruh terhadap keputusan yang diambil mengenai proses khusus pendidikan.
Aplikasi itu membawa dampak pada siapa yang memutuskan isi yang diajarkan, pemilihan isi serta ingkat standar, kuantitas dan kualitas sumber yang disediakan, siapa yang merancang sumber belajar dan bagaimana caranya, serta siapa dan bagaimana memproduksi sumber belajar itu, mengevaluasi pembelajaran, berinteraksi dengan si-belajar, siapa dan bagaimana menilai perbuatan si-belajar.

SERTIFIKASI DAN LATIHAN

A.  Sertifikasi
Bidang teknologi pendidikan mempunyai konsep yang begitu luas untuk hanya berpedoman pada satu perangkat standar spesifikasi yang berlaku bagi semua plaksana atau pada satu program latihan bagi para pelaksana tersebut. AECT sebagai suatu perkumpulan yang paling langsung berurusan dengan penerapan teknologi pada pendidikan dan pembelajaran telah melaksanakan langkah pertamanya dalam sertifikasi dengan jalan mengidentifikasi dan menyusun tiga kawasan spesialisasi yang perlu bagi sertifikasi dan latihan. Ketiga kawasan tersebut pertama kali diidentifikasi oleh Heinich (1973) dalam pidato kepresidenannya pada rapat tahun AECT.
1.      Desain kurikuler dan instruksional
2.      Desain produk Instruksional
3.      Pelayanan media

B.   Pelaksanaan sertifikasi dan akreditasi
Pemberian sertifikasi dan skreditasi kemungkinan dapat dilakukan oleh suatu profesi-langsung lewat suatu asosiasi profesi, atau melalui suatu organisasi yang dibentuk oleh profesi.

ASOSIASI PROFESIONAL

Suatu ciri pokok dari profesi adalah adanya asosiasi profesi beserta segala kegiatannya. Hingga saat ini paling tidak ada satu organisasi profesi yang secara langsung berurusan dengan teknologi pendidikan, yaitu asosiasi komunikasi dan teknologi pendidikan (AECT).
Kecuali mempermudah komunikasi antar anggotanya lewat publikasi-publikasi dan pertemuan-pertemuan, organisasi ini juga bertindak sebagai badan pengembangan dan pelaksanaan suatu kode etik bagi para lembaga dalam teknologi pendidikan dan praktek yang berkaitan dengannya., pedoman latihan dan sertifikasi bagi pelaksana dibidang teknologi pendidikan , kegiatan-kegiatan kepemimpinan dalam bidang teknologi pendidikan maupun bagi para anggotanya, komunikasi dan interaksi dengan perkumpulan dan organisasi lain yang berkaitan dengan penerapan teknologi pendidikan dan pembelajaran.